Kupang-Alor
Post Format

Berkenalan Dengan Alor

Tulisan ini dibuat ketika saya menginjakkan kaki kembali di Kupang, ibukota Nusa Tenggara Timur, sehabis perjalanan 8 hari di Alor. Rasanya sudah ingin bercerita tentang Alor lagi saja. Maklum, saya cuma transit saja di Kupang. Tidak banyak yang bisa saya ceritakan tentang Kupang, kecuali bandaranya. Bandaranya mungil. Ada kantin di samping pintu keluar untuk menunggu penerbangan berikutnya. Sudah itu saja.

Siapa di sini tidak tahu letak persisnya Alor? Tenang.. saya juga baru tahu beberapa bulan lalu. Sebelumnya saya cuma tahu kalau Alor itu ada di bagian timur Indonesia. Itu saja. Saya juga baru diingatkan kembali kalau Kupang itu satu pulau dengan Timor Leste. Untuk ke Alor masih sekitar setengah jam penerbangan lagi dari Kupang, menggunakan airline Transnusa atau Wings Air. “Wings Air baru beroperasi sekitar awal tahun 2016”, cerita Rahman, kawan baru di Alor. Semenjak Wings Air beroperasi, harga tiket pesawat rute ini jadi lebih terjangkau. Tidak lagi dimonopoli oleh Transnusa. Nah, saya juga baru tahu hari ini.

Setibanya di Kalabahi, kami bertolak ke Alor Kecil. Dijemput oleh Zoe Monica dan Marga. Monic adalah kawan Willy dan Acionk. Kebetulan Monic dan Marga adalah orang Jakarta yang sedang merantau di Alor. Kami diantar mereka sampai ke Alor Kecil untuk bertemu dengan Bram dan Sam. Acionk menyapa Sam. Acionk pernah ke Alor sebelumnya bersama Eaz, dan Sam adalah orang yang menemani dia diving waktu itu.

Kami sampai di Alor sekitar pukul 3 sore. Setelah istirahat sebentar di teras rumah warga yang kami sewa, kami diajak ke Pulau Kepa untuk lihat-lihat penginapan di sana, sekalian berenang di pulau.

Sore di depan teras rumah pak Mat

Sore di depan teras rumah pak Mat

Hari ke 2: Diving

Landscape bawah air Alor penuh kejutan. Kalau tidak mau disebut mengagumkan. Dari 4 hari diving, selalu merasakan experience yang berbeda-beda. Kami menyangka alam Alor sedang bersorak menyambut kehadiran kami. Ibarat perempuan, cantik sekali Alor ini. Hari pertama diving, kami sudah dikejutkan dengan kedatangan kawanan lumba-lumba. Mereka menghampiri kapal kami. Mereka bermain-main sepanjang sekitar 5 menit bersama kami. Seru! Dan besar-besar sekali lumba-lumba ini, sampai sempat mengira kalau salah satu dari mereka adalah Pilot Whale. 

Kami turun di spot diving pertama, di Pulau Ternate. Sekalian check dive. Visibilitynya gila, terang sekali di bawah sana. Coralnya sehat sekali, dan rapat-rapat. Kami excited dengan dive-dive berikutnya! Dive ke-2 membuat saya berdecak kagum. Symphony no.9, atau orang lokal menyebutnya Bama. WOW! saya belum pernah lihat yang seperti ini. Willy saja, yang lognya hampir 800 sampai menangis di bawah air ketika melihat tempat ini. Dia belum pernah melihat dive site sebagus ini. Wall dengan visibility puluhan meter, dan cahaya yang masuk di sela-sela pinnacle sungguh mengagumkan. Belum lagi coral berwarna-warni, membuat kami malas mencari nudie, karena mata kami dipaksa bekerja lebih keras dari biasanya. 

Symphony no. 9

Symphony no.9 / Bama Wall

List-list dive site berikutnya mempunyai cerita masing-masing. Tinggal bilang mau lihat apa ke dive guide, mereka tahu harus mencarinya di mana. Kebetulan dua dive guide kami adalah orang lokal Alor, Sam dan Bram. Sam sudah pernah bertemu sebelumnya dengan Acionk. Sementara Bram, kami baru pertama kali bertemu. Tapi diving bersama mereka sungguh pengalaman luar biasa. Tunggu cerita #TentangAlor kami berikutnya di sini. 

Updates: Since our first dive in Alor, we started to build our own dive shop in Alor. Now our dive shop is officially open! kindly check www.airdivealor.com for diving inquiry. See you in Alor!

Air Dive Alor

Air Dive Alor-Crew

Farhan Noor

Posted by

I like to explore the world, but would love to start with Indonesia. Started to love diving