brotrip5
Post Format

LIBURAN!

Leave a Reply

Liburan itu bukan hanya pergi ke gunung, pantai, atau sebuah kota. Liburan itu – sejenak lari dari rutinitas – dan menghampiri eksplorasi tanpa batas.

Well, setiap orang punya persepsi berbeda seputar makna dari liburan. Persepsi yang pastinya beralasan dan penuh kesan. Persepsi yang pastinya muncul karena lingkungan. Serta persepsi yang hadir karena kebiasaan.

 

Alasan

Alasan! Kami bingung mengejewantahkan arti dari kata ‘alasan’ dalam konteks liburan. Pada awalnya, ‘liburan’ itu hanya jadi topik yang paling nyambung untuk dibicarakan saat kumpul berlima – karena perbincangan soal cinta dirasa sangat mainstream!

Hingga detik ini kami jarang banget membahas persoalan hubungan lawan jenis yang dijalani per-individu. Kami percaya, masing-masing dari kami sudah cukup rasional untuk menangani persoalan tersebut. Siapapun pilihannya, dan bagaimanapun cara menjalankannya – kami support 100%!

Karena alasan tersebut-lah kami (lebih) sering ngelantur ngobrolin tempat liburan yang jadi incaran destinasi berikutnya. Sekarang – ngelantur ngobrol tersebut sudah masuk fase yang mengesankan.

Mengesankan karena; pertama, makin banyak teman-teman di circle kami berlima yang ikut gabung ngobrol ngelantur. Kedua – karena menjalani poin pertama tadi, ide-ide luar biasa makin banyak tercetuskan.

Pada akhirnya – arti kata ‘alasan’ dalam konteks liburan buat kami adalah kumpul – berbincang santai – dan yang paling penting menjalin silaturahmi.

Asik ga alasannya? Hahaha…!

 

Lingkungan

Awalnya, memang kami bekerja di lingkungan kerja yang sama – tapi kini lingkungan kami cukup beragam.

Ada yang kerja di salah satu brand dengan jam kerja saingan sama Production House FTV kejar tayang. Ada yang expert di media placement sehingga seringkali pas menempatkan jokes-jokes pada tempatnya. Ada yang kerja jadi ekspat di salah satu start-up yang lagi growing perkembangan bisnisnya. Lalu ada yang master di bidang seni dan paling sering liburan serta jadi idola para remaja. Hingga ada yang sedang berjuang membangun start-up dari NOL demi nama baik di kampung halaman! *Abis tulisan ini di post, penulis pasti di bully!*

Keberagaman lingkungan pada akhirnya berhasil memberi warna yang menyenangkan. Meski seringkali punya agenda yang berbeda, visi-misi kami tetap sama, kami hanya ingin ngelantur (baca: liburan). Apalagi, makin banyak teman-teman baru yang bergabung untuk ikut ngelantur.

Perlu dicatat – kami tidak ingin membangun lingkungan yang kesannya eksklusif. Kami juga tidak ingin eksklusif berlima. Buktinya, hingga saat ini, hanya ada 1 Trip yang kami berlima join. Ga percaya? Cek aja di trip-trip yang ada di www.brotrip.co

Kami percaya, makin heterogen karakter orang yang join ikut liburan – maka makin seru liburannya. Jadi, siapapun boleh ikut bergabung ngelantur – asalkan tidak terlalu mengatur.

 

Kebiasaan

Jika diartikan sebagai hubungan, liburan dan pekerjaan di digital marketing yang kami cintai berbuah hasil; sebuah website yang dibuat tanpa tujuan & bisnis plan sama sekali.

Padahal – day-to-day job kami di digital marketing seharusnya bisa membantu memikirkannya. Apalagi beberapa teman di circle kami seringkali memberikan ide dan bahkan mengajak kerjasama untuk bisa membesarkan anak kami ini. Tapi sepertinya semesta tidak mengizinkan. Kami tidak pernah satu suara untuk menjadikan anak kami sebuah ladang bisnis.

Mungkin (ini mungkin lho ya!), kami ingin berontak dari kebiasaan yang menjadikan sebuah asset digital sebagai komuniti bisnis marketing. Kebiasaan yang di-exclude agar liburan tidak jadi serius karena harus dipikirkan strategy-nya untuk achieve KPI tertentu.

Karena alasan tersebutlah, kami hanya satu suara untuk menjadikan anak kami ini sebuah diorama. Diorama dengan isi yang lebih mirip album kenangan. Album kenangan foto & video narsis saat liburan – yang disaat tua nanti bisa diceritakan ke anak-cucu. Cerita indah dari kami berlima yang sejenak lari dari rutinitas bersama teman-teman. #Azeg!

 

Last but not least – kami memang menganggap liburan itu adalah saatnya menghindar dari kenyataan untuk explore hal-hal baru diluar comfort zone. Buat kalian yang punya persepsi lain – mungkin boleh di share ke kami. Atau, mungkin ajak kami liburan bareng agar bisa paham persepsi kalian? Anyone?

Rendy Alimudin

Posted by

Corporate slave / impulsive traveler