Museum di Indonesia identik dengan membosankan. Ya, saya setuju. Mungkin itulah akhirnya mengapa saya tidak suka ke museum. Kapan terakhir kali kamu ke museum lalu terkagum-kagum dengan museum tersebut? Terakhir kali saya menikmati museum yang saya kunjungi adalah dengan Museum Ulen Sentalu di Yogyakarta. Satu lagi museum yang saya suka, Museum Bank Indonesia di Jakarta. Dua museum itu mengembalikan harapan saya bahwa di luar sana pasti ada museum yang bagus seperti ini.
Nah, ketika tahu ingin ke Jepang. Saya nitip dua itinerary ini ke Dhika. 21st Century Museum of Contemporary Art, dan Ghibli Museum. Saya penasaran ingin mengunjungi dua museum ini.
21st Century Museum of Contemporary Art (Kanazawa)
Saya mengunjungi 21st Century Museum of Contemporary Art di Kanazawa. Saya suka museum ini. Ada interaksi di dalamnya. Senang ketika bisa interaksi dengan seniman atau instalasi yang dipamerkan. Yang menarik, sepertinya museum ini memang dirancang untuk selalu memperbarui karya, instalasi, atau pesan yang ingin disampaikan. Lebih mirip seperti pameran, tapi dalam rentang waktu yang cukup lama. Mungkin satu tema karya bisa 1-5 tahun. Kalau ke Jepang sempatkan ke museum ini. Aquarium menjadi salah satu karya favorit di museum ini. Dan kalau tidak salah lihat, sepertinya hanya akan sampai tahun 2017.
Osaka Castle (Osaka)
Sebelum ke Ghibli di Tokyo, Dhika memasukkan Osaka Castle di itinerary. Saya masukkan ke dalam kategory museum karena ini bisa jadi salah satu pusat sejarah kekaisaran Jepang. Pasti ada di itinerary wajib yang ada di list wisatawan kalau ke Jepang, pikir saya. Tapi, setelah sampai, saya dibuat terkesima. Jepang memang pintar sekali dalam mengemas sejarahnya menjadi tetap menarik untuk diceritakan. Mereka merestorasi benteng yang memiliki sejarah penting negara itu menjadi satu destinasi wisata menarik. Mereka menceritakan dinasti kekaisaran Jepang langsung dari benteng yang menjadi pusat sejarah berumur ratusan tahun. Merasakan apa yang mereka lihat, dari istana.
Ghibli Museum (Mitaka)
Sejujurnya saya tidak begitu familiar dengan karya-karya dari Hayao Miyazaki dengan studio Ghibli-nya sewaktu kecil. Saya tidak tumbuh bersama karyanya. Baru tahu studio Ghibli beberapa tahun terakhir. Melihat bagaimana banyak orang terkagum-kagum dengan karyanya, dan rekomendasi beberapa teman untuk ke sana, saya jadi penasaran.
Ada cerita lucu sebelum masuk ke museum. Saya sempat salah beli tiket. Tepatnya salah bulan. Terlalu excited karena berhasil dapat tiket di percobaan kedua booking tiket di Lawson. Satu-satunya cara Mungkin karena keterbatasan tempat dan banyaknya pengunjung, untuk bisa masuk ke tempat ini memang memerlukan reservasi tiket di beberapa ticket counter. Mereka tidak melayani pembelian tiket di tempat. Bodohnya! Tapi Tuhan dan penjaga tiket memang lagi baik kepada kami. Kami ditawari special ticket yang bisa dibeli di Lawson seberang museum. Mungkin disediakan untuk case seperti ini.
Setelah masuk, saya benar-benar dibuat terkagum. Ini bukan hanya kumpulan cerita tentang karya-karya Ghibli yang selama ini mereka kerjakan. Tapi mereka membuat cerita dan karya khusus lagi dari karakter-karakter yang mereka ciptakan, untuk museumnya. Jika kalian ke Jepang, jangan lupa berkunjung yah! harga tiketnya hanya 1000 yen dan bisa dibeli di Lawson. Mungkin beli dari jauh-jauh hari yah.
Ini baru tiga museum yang saya kunjungi. Saya yakin masih lebih banyak lagi museum keren di Jepang. Sayang, kita harus berbagi itinerary. Jepang terlalu luas untuk dikelilingi selama dua minggu. Nah, dari tiga museum itu, Museum Ulen Sentalu di Yogya saya rasa masih bisa bersaing. Mereka punya standar jauh di atas rata-rata museum di Indonesia. Packaging sejarah yang apik dan bisa bercerita. Jika lebih banyak museum seperti ini di Indonesia, saya rasa akan banyak orang kembali ke museum.
Pingback: Jangan Lama-lama di Jepang, Nanti Nyaman ~ by Dhika | Brotrip()