brotrip-familia
Post Format

10 Hari Untuk Selamanya

Leave a Reply

Judul di atas memang terinspirasi dari film 3 Hari Untuk Selamanya. Film yang rilis di tahun 2007, dibintangi oleh Nicholas Saputra dan Adinia Wirasti. Film ini bercerita mengenai perjalanan selama tiga hari roadtrip dari Jakarta ke Yogyakarta. Kisah saya mungkin tidak sedalam seperti di cerita film tersebut, tapi punya makna yang, yaa.. kurang lebih sama, at least untuk saya.

Sebenarnya trip ini bisa dibilang sebagai proyek ‘move on’ di akhir tahun 2015, saya tidak perlu cerita di sini mau move on dari apa? Atau dari siapa. Saya tidak sedang ingin curhat di sini. Seharusnya saya liburan ke Bali bersama sahabat baik, sebut saja namanya Ochi. Sayangnya, rencana ini gagal karena Ochi tidak jadi pergi. Padahal, liburan ini sudah direncanakan jauh-jauh hari, bahkan beberapa bulan sebelumnya.

Ngomongin liburan, tahun 2015 lalu saya jarang pergi keluar kota. Kenapa? Entahlah, kerjaan dan beberapa hal lain nggak memungkinkan untuk pergi sementara waktu. Sejujurnya, saya bukan anak “traveling” banget. Jika dihitung, pergi keluar kota dalam setahun nggak sampai sepuluh kali. Ini di luar perjalanan Bogor – Jakarta ya, karena itu pulang ke rumah orang tua. Sepuluh bulan hanya ada di sekitar Jakarta – Bogor saja, rindu juga untuk lihat pasir pantai dan teman-temannya.

Pemilihan Bali sebagai tempat berlibur juga cukup sederhana, selain dekat dari tempat proyek kerja, ada sahabat yang ingin saya kunjungi di sana setelah setahun tidak jumpa. Singkat cerita, satu hari setelah Ochi ngabarin kalau tidak mungkin bisa datang ke Bali, saya segera mencari kegiatan pengganti dan diputuskanlah bahwa saya akan mengambil dive license sebagai rencana pengganti. Saya langsung menghubungi Acionk, saya ingat genk Brotrip juga akan liburan ke Bali untuk perjalanan menyelam keliling spot nyelam di Bali. Saya minta izin untuk nebeng tripnya. Dan setelah melakukan beberapa assessment beberapa dive center, ujung-ujungnya, ya ambil license dengan teman mereka juga, Willy, yang baru jadi (Dive) Instruktur beberapa minggu sebelumnya. Berangkatlah kami ke Lembongan, tempat di mana Willy bekerja sebagai Dive Instructor.

Sampailah di Lembongan! Saya punya waktu empat hari di sini. Membayangkannya seru sekali! Ya gimana enggak, impian untuk bisa menyelam akhirnya akan kesampaian juga. Plus, bisa nambah banyak banget temen baru. Kenal sama Acionk dan Farhan pun belum lebih dari enam bulan, itupun juga dikenalin sama Ochi. Di Lembongan saya bisa kenal dengan Willy, Eaz, Dheny, dan teman-teman dari Lembongan Dive Center.

Di Lembongan memang nggak banyak keliling ke tempat-tempat menarik. Karena waktunya dihabiskan untuk ambil course nyelam. Tapi itu aja udah seru banget! Saya masih ingat betul ketika pertama kali turun ke dalam laut di Toya Pakeh, Nusa Penida. Sambil grogi karena ini pertama kalinya akan menyelam, saya nggak mau melepas tangan dari Willy, si instruktur. Tapi, ketika pertama kali lihat kehidupan di bawah sana, saya nggak bisa berkedip. Terlalu bahagia. Pertama kali melihat penyu berenang aja langsung menari kegirangan. Kalau kata Dhika, istrinya Farhan, Ipeh itu easy to please :p

Ipeh Divingwith Willy!

Empat hari di Lembongan juga cukup untuk mengenal teman-teman baru ini satu per satu. Berbagi cerita bersama teman-teman ini sambil melihat sunset. Satu hari yang nggak pernah lupa, melihat senja terakhir yang bagus banget di Ceningan walaupun harus tetep fokus sama ujian akhir sebelum dapat sertifikat menyelam.

enjoying sunset

Matahari tenggelam di Ceningan

Matahari tenggelam di Ceningan

Setelah empat hari di Lembongan, kami kembali ke Bali dan bermalam di Sanur. Pagi hari perjalanan dilanjutkan menuju Padang Bai. Semua rombongan pergi untuk menyelam di sana, sementara karena ada kerjaan dan sedikit lelah, saya tidak ikut menyelam. Sedikit menyesal sih, karena pas lihat foto dan video yang bagus ternyata rombongan bisa bertemu dengan hiu. Tapi, semua terbayar ketika perjalanan dilanjutkan sampai Tulamben dan Menjangan.

Tulamben itu nggak akan bisa terlupakan, walaupun semua para master (diver) ini berburu foto makhluk laut yang super kecil di dalam laut, saya sebagai penyelam baru, pemahaman tentang laut ya cukup makhluk yang besar-besar aja. Apalagi ditambah dengan mata silinder dan cuma modal masker pinjaman yang tidak akan mungkin bisa lihat makhluk kecil di dalam sana. Tapi, bagaimanapun juga Tulamben punya cerita khusus buat saya. Di Tulamben-lah, saya dikasih kesempatan yang cukup langka sebagai penyelam baru untuk bisa *off the record, hehe*, wreck dive, daann ..jeng jeng NIGHT DIVE ketika pergantian tahun! Moment yang mungkin nggak pernah bisa saya lupain seumur hidup saya karena seumur-umur, pergantian tahun selalu ada di rumah merayakan bersama keluarga. Baru tahun ini dikasih izin oleh orang tua (iya masih minta izin :p ) untuk bisa merayakan di luar. Apalagi sambil night dive!? Hehe

Apa yang bisa dilihat waktu night dive? Sebenernya banyak! Yang lain aja pada sibuk melihat critters. Saya? Cukup sibuk gimana caranya supaya nggak panik dan kedinginan selama menyelam malam 😀 . Ketika tepat jam 12 malam, kita berhasil merayakan sambil melihat rentetan kembang api dari dalam laut. Terimakasih kepada seluruh master dan instruktur yang selalu menemani ketika menyelam.

Keindahan alam sekitar Tulamben cukup lengkap. Selain lautnya, setiap pagi kita bisa lihat dengan jelas Gunung Agung dan tempat wisata yang masih sepi. Sore hari sebelum night dive, kita sempat pergi ke suatu tempat di kaki gunung agung yang pemandangannya sangat menajubkan. Banyak orang di malam tahun baru menghabiskan waktunya untuk menyiapkan kembang api dan keramaian untuk menyambut tahun baru. Namun saya, Acionk, Galih, dan Maul cukup dengan makan indomie rebus dan minum kopi susu ABC. Tapi suasana, suara, dan pemandangan yang kita nikmati pada saat itu tidak bisa digantikan. Melihat langit dan laut warnanya menjadi satu dan Gunung Agung yang tegak berdiri, bagai melindungi dari belakang. Menurut Galih, salah satu teman baru yang tinggal di tulamben, tempat ini zen sekali.

brotrip-gunung agungbrotrip-tulamben

Ada satu tempat lagi yang kita kunjungi di hari terakhir di Tulamben. Saya, Acionk, dan Maul sudah lelah untuk menyelam. Jadi, hari itu kita memutuskan untuk berkunjung ke salah satu tempat wisata, Pura Lempuyang. Letak Pura ini masih di daerah Karangasem, sekitar 1 jam dari penginapan kita. Kami tidak mengunjungi seluruh Pura, hanya empat dari enam karena jarak dari satu Pura ke yang lainnya cukup jauh dan menanjak. Keliling Pura itu saja kaki saya sudah gemeteran :p.

Saya akhirnya memutuskan untuk ikut pulang dengan rombongan roadtrip (Acionk, Maul, Eaz) dan tidak membeli tiket pesawat pulang ke Jakarta. Keputusan yang impulsif. Kita menyempatkan bermalam di daerah Pemuteran, untuk bisa menyelam di Menjangan keesokan harinya. Ada satu kejadian di Pemuteran yang lucu, yaitu makan di Ayam betutu dekat pelabuhan. Ayamnya enak sekali tapi karena mungkin bumbu yang pedas, seluruh rombongan langsung kena serangan di perut, a.k.a mules-mules. Ya hasilnya, satu malam itu kita semua bergantian menguasai kamar mandi di penginapan, untungnya hanya satu teman yang tidak ikut menyelam keesokan harinya.

brotrip-menjanganDCIM102GOPROGOPR2081.

Selesai menyelam, perjalanan menuju rumah dimulai. Banyuwangi, Surabaya, Solo, Jogja, Garut, dan Jakarta. Di setiap kota tersebut kita berhenti untuk sekedar mencoba makanan lokal, pergi ke kamar kecil, beribadah, menikmati pemandangan, mandi air hangat, ataupun istirahat. Banyak sekali cerita dan tawa bersama Acionk, Eaz, dan Maul. Seperti kelakuan pemilik mobil, Acionk, sempat tertinggal di salah satu pom bensin dan harus lari mengejar kita J, atau cerita dimana, ternyata salah satu dari kita tiba –tiba tidak ikut pulang bersama ke Jakarta dan memutuskan untuk turun di jogja :D.

Kurang dari 10 hari, sudah 10 kali saya menyelam. Sesuatu yang tidak saya bayangkan sebelumnya. Perjalanan ini penuh dengan kejutan. Tidak hanya soal senang-senang dan pemandangan indah. Bukan juga sekedar perjalanan untuk ‘move on’, tapi ini jauh lebih dalam, mengenai pertemanan :).

I thank you ‘Bros’.

Yurifa

Posted by

She loves everything. From reading books to running, or just play ukulele for fun. Currently work in NGO based in Jakarta